Oleh : IL
1 Korintus 10:1-14
Aku (Paulus) mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan
dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka,
seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.”
Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
Perenungan:
Bagian terbesar dari orang Israel yang Tuhan bawa keluar dari perbudakan Mesir ternyata tidak pernah masuk ke tanah perjanjian!
Apakah Tuhan ingkar janji?
Apakah karena Tuhan tidak sanggup menggenapi janjiNya memberikan tanah perjanjian?
Ternyata masalah utamanya adalah karena ada penyembahan berhala!
Penyembahan berhala membuat orang menginginkan hal-hal yang jahat, yang tidak berkenan kepada Tuhan.
Penyembahan berhala membuat orang mudah meninggalkan Tuhan, mencari hal-hal lain di luar Tuhan, mudah untuk menjadikan “sesuatu” sebagai ilah yang lebih diinginkan, lebih disukai, lebih dipuja, lebih diutamakan daripada mengutamakan Tuhan.
Seperti orang Israel yang begitu mudah mengganti Tuhan dengan sebuah patung lembu emas hanya karena mereka sudah tidak sabar menunggu Musa turun dari gunung Sinai.
Penyembahan berhala merupakan percabulan rohani, di mana umat Tuhan berzinah dengan ilah-ilah, menyembah yang bukan Tuhan,
dan hal itu akan membawa kepada perilaku yang menyimpang pula, yaitu percabulan jasmani.
Sudah tidak asing lagi kita ketahui dalam sejarah kuno, maupun di jaman modern ini, di mana praktek-praktek penyembahan berhala di kuil-kuil disertai dengan praktek pelacuran bakti.
Sehingga bukan hanya roh yang tercemar, namun juga terjadi pencemaran tubuh.
Penyembahan berhala juga membuat seseorang suka bersungut-sungut & mencobai Tuhan.
Bangsa Israel mudah sekali menyalahkan Musa dan menuduh Tuhan bermaksud buruk.
Karena mereka tidak memperlakukan Allah sebagai Tuhan yang berdaulat atas kehidupan mereka.
Mereka memperlakukan Allah sebagai berhala yang berkewajiban memenuhi keinginan mereka.
Tanpa rasa takut dan gentar kepada Tuhan, bangsa Israel berkata-kata busuk melawan Musa, seorang pemimpin yang Tuhan tunjuk. Dan itu artinya juga mereka melawan Tuhan.
Bilangan 21:5
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa:
“Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini?
Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”
Sebagian terbesar… mayoritas bangsa Israel yang Tuhan bawa keluar dari perbudakan Mesir… mati mengenaskan di padang gurun.
Ada yang kena tulah, ada yang dipatuk ular, ada yang ditelan bumi, dll..
Ya betul! Mereka dihukum oleh Tuhan.
Dan ini menjadi peringatan yang sangat keras bagi kita, umat Tuhan di jaman modern ini!
Jangan kita mengikuti apa yang bangsa Israel lakukan!
Jangan menginginkan hal-hal yang jahat, yang Tuhan tidak berkenan..
Jangan bersungut-sungut
Jangan mencobai Tuhan…
Jangan ada berhala dalam kehidupan kita, sesuatu yang lebih utama daripada Tuhan.
Rasul Paulus memberikan kunci penting bagaimana agar orang percaya bisa hidup setia & taat sehingga dapat berkenan kepada Tuhan.
Kuncinya …….. jauhilah penyembahan berhala! (1 Korintus 10:14b)
Aplikasi:
Berkomitmen untuk sungguh-sungguh memposisikan Allah sebagaimana seharusnya, yaitu sebagai Tuhan, Tuan, Raja, Yang berdaulat penuh atas kehidupan kita.
Bagaimana caranya?
- Membangun hidup penyembahan kepada Tuhan.
Apakah kita mengkhususkan waktu dan menyiapkan hati kita.
untuk sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan,
untuk sungguh-sungguh mau mendengar firmanNya, perkataanNya, teguran-teguranNya, janji-janjiNya yang menguatkan, sungguh-sungguh membangun hubungan dengan Bapa….
ataukah kita melakukannya hanya sebagai rutinitas belaka? - Membuang berhala-berhala yang menjauhkan kita dari Tuhan.
Mari buang berhala-berhala yang mengalihkan saat kita beribadah kepada Tuhan, yang kita lebih utamakan, lebih sukai, yang kita pilih.
Mari buang berhala-berhala yang membuat kita melewatkan saat teduh pribadi, melewatkan jam-jam doa, yang membuat kita lalai membangun hubungan dengan Tuhan.
Mari buang berhala-berhala yang membuat kita memilih untuk tidak taat kepada Tuhan, yang membuat kita melanggar perintah Tuhan.
Mari buang berhala-berhala yang membuat kita tidak bisa bersyukur..
yang membuat kita suka bersungut-sungut, tidak puas dan tidak mempercayai Tuhan.
Keluaran 20:3
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
- Memposisikan Tuhan, firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi dalam kehidupan kita.
Mari cek…
Siapakah yang sesungguhnya bertakhta dalam kehidupan kita?
Siapa/apa yang menjadi penentu ketika kita mengambil keputusan, pilihan-pilihan dalam hidup kita?
Apakah firman Tuhan atau logika & pertimbangan kita sendiri yang menjadi dasar ketika kita mengambil keputusan-keputusan berkaitan dengan pekerjaan, pasangan hidup, bisnis, dll…
Apakah kita selalu menuntut-nuntut Tuhan untuk mengikuti keinginan kita?
Ataukah kita terbuka dan bersedia menyelaraskan dengan apa yang Tuhan mau…
Berhati-hatilah….. jangan sampai ada berhala dalam kehidupan kita!