Oleh : IL
Roma 12:16
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama;
janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi,
tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Janganlah menganggap dirimu pandai!
Perenungan:
Nats di atas merupakan nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Roma, agar sesama orang percaya sehati sepikir.
Ada urgensi tentang kesatuan di dalam tubuh Kristus.
Roma 12:5
demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
Artinya sebagai umat yang telah ditebus oleh Tuhan,
yang telah mendapat anugerah menjadi anggota Kerajaan Allah,
kehidupan kita bukan lagi untuk diri kita sendiri,
kita merupakan bagian dari tubuh Kristus di mana Kristus sebagai Kepala,
dan kita sebagai anggota memiliki fungsi di dalam Kerajaan Allah,
dan fungsi itu tidak dijalankan terpisah masing-masing atau sendiri-sendiri ..
tetapi fungsi di mana setiap anggota saling memperlengkapi satu sama lain,
dan di situlah orang-orang percaya perlu sehati & sepikir untuk kepentingan Kerajaan Allah.
Rasul Paulus menunjukkan hal yang membuat orang-orang percaya tidak dapat sehati & sepikir, yaitu….
ketika satu sama lain merasa lebih pandai, lebih hebat, merasa punya hikmat melebihi yang lain, merasa lebih bijaksana, merasa lebih tahu banyak hal..
Dan… mulai mengesampingkan hal-hal yang dianggap biasa-biasa,
meremehkan perkara-perkara yang sederhana,
berpikir yang rumit-rumit
dan mengabaikan apa yang terlihat sederhana yang sebetulnya tidak kalah penting.
Dalam Versi NASB dituliskan tentang “haughty in mind”
Romans 12:16 (NASB)
Be of the same mind toward one another;
do not be haughty in mind,
but associate with the lowly
Do not be wise in your own estimation.
Ketika ada kesombongan dalam hati, yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata, karena ada di dalam pikiran,
bahkan bisa terjadi dalam alam bawah sadar yang tidak disadari oleh orang tersebut,
ia merasa baik-baik saja dan tidak merasa sebagai orang yang sombong.
Namun akan terlihat saat berinteraksi dengan orang lain, di mana ia tidak leluasa berinteraksi dengan orang-orang yang ia anggap lebih rendah, yang memiliki jalan pemikiran yang sederhana.
Terjemahan The Message, menerjemahkan dengan istilah “stuck-up”
yaitu orang-orang yang merasa diri lebih hebat atau superior dari orang lain,
sehingga sering merendahkan orang lain baik di dalam pikirannya, perkataan, atau dalam bentuk perbuatan.
Rasul Paulus memperingatkan… Jangan merasa diri pandai!
Mengapa?
Karena sikap hati yang demikian akan meretakkan hubungan, baik dalam hubungan dengan anggota keluarga, maupun hubungan dengan sesama orang percaya dalam suatu komunitas.
Yeremia 9:23-24
Beginilah firman TUHAN:
“Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya,
janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,
tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut:
bahwa ia memahami dan mengenal Aku,
bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.”
Aplikasi:
- Menyadari bahwa sebagai umat yang telah ditebus oleh Tuhan, kehidupan kita bukan lagi untuk kesenangan, tujuan & kepentingan diri kita sendiri, tetapi untuk tujuan Tuhan, untuk kepentingan Kerajaan Allah.
- Menyadari bahwa sebagai satu tubuh Kristus, Tuhan ingin ada kesatuan di dalam umatNya, ada kesehatian sehingga Tuhan leluasa memakai kita menjadi alat kemuliaanNya.
- Mau belajar utk merendahkan hati,
menganggap yang lain lebih utama dari pada diri kita sendiri,
mulai memperhatikan kepentingan orang lain,
tidak mempertahankan ego, kepentingan, bahkan perasaan diri,
rela melayani seperti Kristus rela mengosongkan diri-Nya ( Filipi 2:1-7 ),
dan tidak lagi terus berfokus kepada diri sendiri
tetapi mulai mengalihkan fokus kepada rancangan dan nilai-nilai Kerajaan Allah.
