Oleh : AP
Pembacaan Ayub 25 & 26
Ayub 25:4-6 (TB) Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?
Sesungguhnya, bahkan bulan pun tidak terang dan bintang-bintang pun tidak cerah di mata-Nya.
Lebih-lebih lagi manusia, yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!”
Perenungan
Setelah berargumen panjang lebar akhirnya Bildad berkesimpulan manusia hanya seperti ulat di hadapan Tuhan.
Dan Bildad membandingkan Tuhan dengan ciptaanNya seperti bintang dan bulan.
Rupanya kesimpulan tentang manusia dan Tuhan semakin mengarah kepada pandangan manusia hanya kepada ciptaan sehingga Ayub menegur Bildad.
Ayub 26:4, 14 (TB) Atas anjuran siapakah engkau mengucapkan perkataan-perkataan itu, dan gagasan siapakah yang kaunyatakan?
Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalan-Nya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari pada-Nya! Siapa dapat memahami guntur kuasa-Nya?”
Betapa dangkal dan dipertanyakan darimana Hikmat yang di dapat Bildad dan roh apa yang membisikkan pendapat itu.
Penerapan
Ketika kita tidak mengerti dan tidak bisa menjangkau hikmat Tuhan yang begitu agung dan mulia…jangan mengambil kesimpulan dengan sok hikmat dengan cara menyamakan Tuhan dengan ciptaanNya.
Itu sama dengan merendahkan Tuhan.
Sepertinya kita sering seperti Bildad…memaksakan kehendak diri dengan memaksa Tuhan melakukan apa yang kita butuhkan atau inginkan dan menyalahkan Tuhan bahwa kalau itu tidak dipenuhi akan membuat kita sengsara dan susah.
Bukankah hal ini sama dengan merendahkan Tuhan? Kita menganggap kita lebih tahu jalan hidup kita darpada Tuhan (baik dalam hal jodoh, pekerjaan, dan sebagainya).
Sadar atau tidak sadar jangan-jangan kita sering merendahkan Tuhan seperti Bildad.