Orang Benar VS orang….. ga bener… ups!

0
63

Oleh : IL

Ratapan 3:1-20
Akulah orang yang melihat sengsara disebabkan cambuk murka-Nya.
Ia menghalau dan membawa aku ke dalam kegelapan yang tidak ada terangnya.
Sesungguhnya, aku dipukul-Nya berulang-ulang dengan tangan-Nya sepanjang hari.
Ia menyusutkan dagingku dan kulitku, tulang-tulangku dipatahkan-Nya.
Ia mendirikan tembok sekelilingku, mengelilingi aku dengan kesedihan dan kesusahan.
Ia menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati.
Ia menutup segala jalan ke luar bagiku, Ia mengikat aku dengan rantai yang berat.
Walaupun aku memanggil-manggil dan berteriak minta tolong, tak didengarkan-Nya doaku.
Ia merintangi jalan-jalanku dengan batu pahat, dan menjadikannya tidak terlalui.
Laksana beruang Ia menghadang aku, laksana singa dalam tempat persembunyian.
Ia membelokkan jalan-jalanku, merobek-robek aku dan membuat aku tertegun.
Ia membidikkan panah-Nya, menjadikan aku sasaran anak panah.
Ia menyusupkan ke dalam hatiku segala anak panah dari tabung-Nya.
Aku menjadi tertawaan bagi segenap bangsaku, menjadi lagu ejekan mereka sepanjang hari.
Ia mengenyangkan aku dengan kepahitan, memberi aku minum ipuh. (nekan aku ke dalam debu).
Engkau menceraikan nyawaku dari kesejahteraan, aku lupa akan kebahagiaan.
Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada TUHAN.
“Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun itu.”
Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku.

Perenungan:
Kitab ratapan, sesuai dengan namanya, memang berisi ratapan, curahan kesedihan yang mendalam….
Namun di pasal ke 3 ini…
Penulis kitab Ratapan benar-benar komplain kepada Tuhan..
Mengucapkan keluhan-keluhan… bahkan…… tuduhan-tuduhan kepada Tuhan!

Siapakah penulis kitab Ratapan ini?
Mengapa ia begitu berani seakan-akan menuduh Tuhan berbuat yang buruk-buruk terhadapnya?

Ternyata penulis kitab Ratapan ini adalah nabi Yeremia…
Nabi Yeremia selama pelayanannya mengalami perlakuan-perlakuan yang tidak baik dari umat Tuhan.
Ia dicemooh, dianiaya, dipenjarakan…
Nabi Yeremia benar-benar merasa diperlakukan tidak adil oleh Tuhan.
Ia mengungkapkan perasaannya di hadapan Tuhan.

Namun… menarik sekali..
Nabi Yeremia tidak berhenti hanya komplain di hadapan Tuhan lalu diakhiri dengan kekecewaan… NO!!!

Mari kita perhatikan kalimat-kalimat berikutnya….
Ratapan 3:21-26
Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap:
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
“TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

*Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.

Di dalam ketertekanannya… Nabi Yeremia tetap dapat memuji-muji Tuhan dengan begitu luar biasa…
tetap dapat menyatakan kebaikan-kebaikan Tuhan… tetap dapat menuliskan kalimat-kalimat indah tentang Tuhan yang ia sembah..

Bahkan 3 kali ia menuliskan bahwa ia tetap punya harapan! (21b, 24b, 25a)

Mengapa?
Kuncinya ada di ayat 21…
Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan,

Dalam situasi dan kondisi yang serba tidak baik.. Yeremia mengarahkan pandangannya kepada kebaikan-kebaikan Tuhan ia memfokuskan kepada Pribadi Tuhan.
dan ia mengambil komitmen bahwa “Tuhan adalah bagianku”.

Itulah bukti iman..
Di tengah ketidak mengertian..
Di tengah tekanan, halangan, rintangan, kesulitan, kesengsaraan yang ia alami… Nabi Yeremia tetap percaya bahwa… Tuhan baik..
Tuhan itu setia…

Sehingga Yeremia tidak membiarkan masalah mengalahkan iman percayanya kepada Tuhan.
Dan itulah ciri orang benar!

2 Korintus 5:7
— sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —

Aplikasi:

  1. Menyadari bahwa saat mengiring Tuhan, terkadang Tuhan ijinkan hal-hal yang buruk menimpa orang percaya.
  2. Menyadari bahwa sebagai orang percaya, seharusnya pemikiran dan perkataan kita tidak berhenti pada rasa kecewa…
    namun harus ditutup dengan iman yang teguh.. yang sungguh-sungguh percaya akan kasih Tuhan yang yakin akan kesetiaanNya.
    Bagaimana bisa demikian?
    Dengan memfokuskan pandangan kita kepada Pribadi Tuhan!
    Terus mendekat pada Tuhan, jangan malah menjauh…
    Sehingga dalam kondisi seterpuruk apa pun… kita tetap memiliki pengharapan di dalam Tuhan.
  3. Menyadari bahwa saat kita menyerah dalam kekecewaan.. maka Tuhan tidak berkenan!
    Kita menjadi orang yang tidak benar di hadapan Tuhan!

Ibrani 10:38
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.”

  1. Ambil komitmen seperti nabi Yeremia, yang menjadikan Tuhan sebagai bagianku!
    Itulah komitmen untuk tidak pernah melepaskan Tuhan!

Lamentations 3:24
” The LORD is my portion, ” says my soul, “Therefore I have hope in Him. “

Psalms 73:26
My flesh and my heart may fail, But God is the strength of my heart and my portion forever.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here