Janganlah Engkau Takut Kepadanya… Sebab…..

0
45

Oleh : IL

Ulangan 20:1-8

“Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan engkau melihat kuda dan kereta, yakni tentara yang lebih banyak dari padamu, maka janganlah engkau takut kepadanya, sebab TUHAN, Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, menyertai engkau.
Apabila kamu menghadapi pertempuran, maka seorang imam harus tampil ke depan dan berbicara kepada rakyat, dengan berkata kepada mereka:
Dengarlah, hai orang Israel!
Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.
Para pengatur pasukan haruslah berbicara kepada tentara, demikian: Siapakah orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang menempatinya.
Dan siapa telah membuat kebun anggur, tetapi belum mengecap hasilnya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengecap hasilnya.
Dan siapa telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengawininya.
Lagi para pengatur pasukan itu harus berbicara kepada tentara demikian: Siapa takut dan lemah hati? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti hatinya.

Perenungan:
Musa memberikan hukum perang kepada Israel sebagai umat Tuhan.
Beberapa aturan perang yang diberikan sebagai berikut :

  1. Jangan takut kepada musuh berapa banyak pun tentara, kuda dan keretanya.
  2. Imam, sebagai pemimpin rohani yang pertama-tama harus berbicara kepada umat Tuhan, seluruh rakyat :
    a. Menyadarkan akan pertempuran yang dihadapi
    b. Agar jangan takut, lemah, gentar, gemetar
    c. Mengingatkan bahwa Tuhan Allah menyertai mereka, Tuhan Allah ada di depan mereka berperang melawan musuh
    d. Tuhan bermaksud memberikan kemenangan melawan musuh.
  3. Pengatur pasukan berbicara kepada tentara
    a. Orang yang baru mendirikan rumah, baru membuat anggur, telah bertunangan boleh tidak ikut berperang supaya jangan mati dalam pertempuran dan apa yang sudah dimulai tidak dapat menikmatinya.
    b. Orang yang takut dan lemah hati boleh pulang agar tidak menularkan kepada tentara yang lain.

Menarik sekali….
Pertama…
Berbeda dengan apa yang dianut oleh dunia yang mengandalkan berapa kekuatan kuda, kereta, dan berapa jumlah tentara dibandingkan dengan tentara musuh, hukum perang bagi umat Tuhan hanya mengandalkan Tuhan saja untuk dapat menang.

Kedua…
Berbeda dengan cara dunia yang mengandalkan hal-hal jasmani, Tuhan ingin pertama-tama umat Tuhan dikuatkan secara rohani,
mengerti bahwa ketika Tuhan mengijinkan umatNya mengalami pertempuran, itu adalah hal yang sengaja Tuhan lakukan, yaitu dengan maksud memberikan kemenangan bagi umatNya. Wowww!

Bagaimana bisa mengalami menang kalau tidak ada musuhnya?

Ketiga…
Berbeda dengan dunia yang mengerahkan sebanyak-banyaknya orang yang ikut berperang…
para pemimpin pasukan disuruh memiliki empati kepada orang-orang yang masih baru memulai sesuatu namun belum menikmati hasilnya….
Prajurit-prajurit seperti itu disuruh pulang, tidak perlu ikut berperang..
Dan untuk menjaga iman kepercayaan bahwa Tuhan pasti memberi kemenangan kepada umatNya, Tuhan menyuruh orang-orang yang masih ragu, takut, lemah agar pulang saja.
Mengapa?
Karena kemenangan umat Tuhan sama sekali tidak ditentukan berapa jumlah tentara yang ikut berperang.
Kemenangan umat Tuhan ditentukan oleh adanya Tuhan yang ikut berperang!

Aplikasi:

  1. Menyadari bahwa sebagai orang percaya, kita selalu berada di medan pertempuran melawan kerajaan kegelapan.
    Efesus 6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
  2. Menyadari bahwa ketika Tuhan ijinkan ada pertempuran dalam hidup kita, itu bertujuan agar umatNya mengalami kemenangan.
    Tidak ada kemenangan tanpa terlebih dahulu mengalami pertempuran… peperangan.
  3. Menyadari bahwa kemenangan orang percaya sama sekali tidak ditentukan oleh hal-hal jasmani seperti seberapa hebat, pintar, kuat, kaya tetapi apakah Tuhan dilibatkan dalam peperangan kita.. Apakah ada Tuhan yang memimpin kita dalam menghadapi pergumulan hidup kita? Ataukah kita bertempur sendirian, mengandalkan kekuatan sendiri, cara-cara kita sendiri dan ga mau bertanya meminta petunjuk Tuhan, ga mau tunduk kepada cara Tuhan… Masih ngotot dengan cara kita yang kita anggap lebih baik, lebih cepat, lebih masuk akal, lebih ‘manjur’..
  4. Mari kita utamakan kekuatan rohani terlebih dahulu sebagai modal utama mengalami kemenangan dalam hidup kita.
    Sebagai imam, mari ingatkan diri kita & anggota keluarga kita tentang peperangan yang dihadapi, menguatkan bahwa Tuhan Allah menyertai, dan bahwa itu semua Tuhan maksudkan agar umat Nya mengalami kemenangan melawan musuh.
    Agar mengalami sendiri kemenangan bersama Tuhan, bukan hanya mendengar.
  5. Selalu mengingatkan diri bahwa kunci kemenangan kita sebagai orang percaya bukan terletak pada kekuatan kehebatan kita, tetapi karena Tuhan menyertai kita, Tuhan yang berperang di depan kita.

Zakharia 4:6
Maka berbicaralah ia,
katanya: “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here