Oleh : IL
1 Samuel 15:35; 16:1
Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita karena Saul.
Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel.
Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
“Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel?
Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”
Perenungan:
Samuel berdukacita karena Saul. Dalam terjemahan The Message dituliskan.. he grieved long and deeply over him. (1 Samuel 15:35b TM)
FAYH – hatinya terus-menerus bersedih karena Saul
IMB – Samuel meratapi Saul.
Ini bukan kesedihan biasa, namun ada kesedihan yang sangat mendalam dan berlarut-larut.
Saul telah beberapa kali dengan sengaja mengabaikan perintah Tuhan.
Nabi Samuel benar-benar sedih sekaligus marah karena alih-alih bertobat ketika ditegur oleh nabi Samuel, Saul malah sibuk menjaga muka di hadapan orang-orang Israel…. (1 Samuel 15:30).
Tapi kemudian Tuhan menegur Samuel untuk tidak terus menerus meratapi Saul.
Tuhan menyuruh Samuel untuk move on, ada rancangan Tuhan yang harus digenapi, ada pekerjaan Tuhan yang harus dilakukan.
Tuhan mengutus Samuel untuk mengurapi Daud, yang akan memegang tampuk kepemimpinan menggantikan Saul pada waktunya Tuhan.
Dan Samuel melakukan seperti yang Tuhan firmankan (1 Samuel 16:4).
Aplikasi:
Ketika ada hal-hal yang membuat sedih, kesal, bahkan mengakibatkan dukacita yang mendalam… mari tetap arahkan pandangan kita kepada rancangan Tuhan. Jangan hanyut dalam kesedihan.
Jangan larut dalam penyesalan yang mendalam tanpa pengharapan!
Rancangan Tuhan akan tetap berlanjut, apakah kita menjadi orang yang keluar dari panggilan Tuhan akibat kekecewaan, ataukah kembali menangkap kehendak Tuhan, kembali memiliki pengharapan di dalam Tuhan… kembali melakukan yang Tuhan perintahkan.. kembali ada dalam track untuk melakukan rancangan Tuhan.. berfokus pada kepentingan kerajaan sorga.