Oleh : AP
Pembacaan 2 Raja-raja 24
2 Raja-raja 24:2, 12, 14-16 (TB) TUHAN menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi.
Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan raja Babel, ia sendiri, ibunya, pegawai-pegawainya, para pembesarnya dan pegawai-pegawai istananya. Raja Babel menangkap dia pada tahun yang kedelapan dari pemerintahannya.
Ia mengangkut seluruh penduduk Yerusalem ke dalam pembuangan, semua panglima dan semua pahlawan yang gagah perkasa, sepuluh ribu orang tawanan, juga semua tukang dan pandai besi; tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri.
Ia mengangkut Yoyakhin ke dalam pembuangan ke Babel, juga ibunda raja, isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya dan orang-orang berkuasa di negeri itu dibawanya sebagai orang buangan dari Yerusalem ke Babel.
Semua orang yang gagah perkasa, tujuh ribu orang banyaknya, para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya, sekalian pahlawan yang sanggup berperang, dibawa oleh raja Babel sebagai orang buangan ke Babel.
Perenungan
Sebenarnya Kehancuran Kerajaan Yehuda sudah terjadi setelah kematian raja Yosia.
Semua kembali kepada kejahatan dan kegelapan.
Karena itu rakyat Yehuda ditawan ke Babel selama 70 tahun diperkirakan terjadi pada tahun 598 Sebelum Masehi seratus tahun lebih setelah Samaria hancur (Kerajaan Israel Utara 10 suku).
Penerapan
Hanya Hizkia dan Yosia yang belajar dari kenyataan bahwa mereka semua bisa bertahan dan diberkati Tuhan karena anugerahNya.
Anak-anak Yosia tidak mau mengikuti iman ayah dan kakek mereka.
Meskipun saat itu di zaman raja Yosia Taurat Tuhan sudah ditemukan, dibacakan dan diajarkan.
Manusia lebih suka hidup dalam dosa.
Kesimpulan:
Kita tidak bisa mengatakan keluarga dan keturunan kita pasti menjadi pengikut Tuhan juga.
Perlu kerja keras menanamkan dan menyampaikan Firman terus menerus dan menegur anak-anak dan cucu kita supaya mereka tetap setia kepada Tuhan.
Satu generasi hilang akan sulit direbut kembali karena kecenderungan untuk hidup dalam dosa.
Jangan ada generasi hilang dari keturunan kita.