Oleh : IL
Ulangan 22:13-29
“Apabila seseorang mengambil isteri dan setelah menghampiri perempuan itu, menjadi benci kepadanya, menuduhkan kepadanya perbuatan yang kurang senonoh dan membusukkan namanya dengan berkata:
Perempuan ini kuambil menjadi isteriku, tetapi ketika ia kuhampiri, tidak ada kudapati padanya tanda-tanda keperawanan —
maka haruslah ayah dan ibu gadis itu memperlihatkan tanda-tanda keperawanan gadis itu kepada para tua-tua kota di pintu gerbang.
Dan ayah si gadis haruslah berkata kepada para tua-tua itu:
Aku telah memberikan anakku kepada laki-laki ini menjadi isterinya, lalu ia menjadi benci kepadanya, dan ketahuilah, ia menuduhkan perbuatan yang kurang senonoh dengan berkata:
Tidak ada kudapati tanda-tanda keperawanan pada anakmu.
Tetapi inilah tanda-tanda keperawanan anakku itu.
Lalu haruslah mereka membentangkan kain itu di depan para tua-tua kota.
Maka haruslah para tua-tua kota itu mengambil laki-laki itu, menghajar dia, mendenda dia seratus syikal perak dan memberikan perak itu kepada ayah si gadis — karena laki-laki itu telah membusukkan nama seorang perawan Israel.
Perempuan itu haruslah tetap menjadi isterinya; selama hidupnya tidak boleh laki-laki itu menyuruh dia pergi.
Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda-tanda keperawanan pada si gadis, maka haruslah si gadis dibawa ke luar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehingga mati — sebab dia telah menodai orang Israel dengan bersundal di rumah ayahnya.
Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.
Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga.
Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.
Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan — jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia.
Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.
Tetapi jikalau di padang laki-laki itu bertemu dengan gadis yang telah bertunangan itu, memaksa gadis itu tidur dengan dia, maka hanyalah laki-laki yang tidur dengan gadis itu yang harus mati, tetapi gadis itu janganlah kauapa-apakan.
Gadis itu tidak ada dosanya yang sepadan dengan hukuman mati, sebab perkara ini sama dengan perkara seseorang yang menyerang sesamanya manusia dan membunuhnya.
Sebab laki-laki itu bertemu dengan dia di padang; walaupun gadis yang bertunangan itu berteriak-teriak, tetapi tidak ada yang datang menolongnya.
Apabila seseorang bertemu dengan seorang gadis, yang masih perawan dan belum bertunangan, memaksa gadis itu tidur dengan dia, dan keduanya kedapatan — maka haruslah laki-laki yang sudah tidur dengan gadis itu memberikan lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu, dan gadis itu haruslah menjadi isterinya, sebab laki-laki itu telah memperkosa dia; selama hidupnya tidak boleh laki-laki itu menyuruh dia pergi.
Perenungan:
Bila membaca aturan Tuhan yang disampaikan lewat Musa kepada umat Tuhan sebelum memasuki tanah perjanjian, mungkin dalam pikiran kita di jaman modern ini….. kalau peraturan yang sama diberlakukan, akan banyak sekali orang yang terkena hukuman mati! Ugh!
Namun….. mari kita tangkap baik-baik karena inilah standar yang benar tentang hubungan seksual yang dirancangkan olen Tuhan Allah Pencipta.
Apa standar & nilai-nilai yang Tuhan berikan lewat hukum tersebut?
- Hubungan seksual tidak bisa dijadikan percobaan.
Kalau cocok jalan terus, kalau ga cocok mundur, dicancel.
NO!
Sekali seorang melangkah ke pernikahan dan melakukan hubungan seksual suami-isteri, maka 2 telah menjadi 1 dan tidak boleh dipisahkan!
Pada kasus yang pertama pada ayat di atas adalah tentang seorang suami menjadi benci, atau tidak suka dengan wanita yang ia nikahi,
lalu memfitnah wanita itu sudah tidak suci lagi agar ia bisa lepas dari ikatan pernikahan yang telah dibuat.
Dengan sangat terperinci Tuhan menetapkan apa yang harus dibuat umat Tuhan.
Bila sang suami yang bertindak tidak benar, memfitnah isterinya demi melepaskan dari ikatan pernikahan, maka ia harus dihukum secara fisik (dihajar, dipukuli), ini untuk memberikan efek jera dan mempermalukan orang tersebut, juga peringatan kepada yang lain agar tidak sekali-kali melakukan seperti orang tersebut.
Pria tersebut juga dihukum secara finansial untuk memberikan kompensasi ganti rugi kepada ayah isterinya tersebut sejumlah 100 syikal perak (sekitar 1,14 kg perak, untuk harga saat ini totalnya sekitar Rp 20 juta), karena telah mencemarkan nama baik isterinya dan keluarga isterinya untuk hal yang tidak dilakukan oleh isterinya.
Hal yang menarik adalah..
Tuhan menyuruh pria tesebut yang sudah tidak suka dengan wanita yang ia nikahi, bahkan dikatakan sudah benci, dan sudah memfitnah isterinya tersebut, yang sudah dihukum dihajar di depan umum untuk kasus tersebut.. dan sudah membayar sejumlah tertentu..
malah Tuhan suruh untuk tetap menjadikan wanita tersebut isterinya seumur hidupnya.. dan tidak boleh menyuruh pergi.
Mengapa?
Karena saat seorang pria dan seorang wanita berhubungan seks, maka yang semula 2 sudah menjadi 1 daging!
Hubungan seks dirancang Tuhan hanya untuk seorang pria dan seorang wanita yang ada dalam ikatan dan komitmen dalam pernikahan.
Sekali 2 menjadi 1… tidak boleh ada yang memisahkan!
Wowww…
- Hubungan seks hanyalah untuk seorang pria dan seorang wanita yang sudah ada dalam ikatan pernikahan.
Pada kasus kedua, ada seorang pria yang mendapati ternyata isterinya sudah tidak suci lagi, dan dibuktikan benar demikian.
Maka hukuman bagi wanita tersebut adalah hukuman mati!
Dan itu disebut sebagai persundalan! Dan sebagai hal yang jahat!
Tidak boleh ada seorang wanita umat Tuhan yang melakukan hubungan seks sebelum menikah! Itulah standar Tuhan!
Betapa Tuhan benar-benar memberi hukuman yang tegas untuk pelanggaran seks ini sebagai mencemari kekudusan seluruh Israel, dan harus dihapuskan!
Aplikasi:
- Hari-hari ini begitu mudahnya pernikahan diakhiri dengan perceraian.. alasannya karena sudah ga cocok, ga suka, dan lain-lain…
Dari Firman Tuhan di atas, kita mengetahui standar yang Tuhan tetapkan..
Tidak boleh ada yang memisahkan! Dengan alasan apa pun!
Mari kita semua, baik anak-anak muda yang baru masuk pernikahan, maupun yang sudah memasuki usia lanjut…
Mari ikuti standar dari Tuhan Pencipta ini dengan hidup menghormati ikatan pernikahan, dan menyadari bahwa hubungan seks dalam ikatan pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan kudus, sesuatu yang Tuhan ciptakan baik & indah, untuk dinikmati pasangan suami isteri di dalam Tuhan bukan sebagai sesuatu yang cemar, jorok atau dosa. - Hari-hari ini begitu mudahnya seorang pria dan wanita dengan bebas melakukan hubungan seks sebelum memasuki ikatan pernikahan.
Ada yang “kecelakaan”, alasannya keduanya tidak menyangka bisa jatuh dalam dosa tersebut..
Ada pula yang berpikir karena ingin mencoba dulu apakah cocok atau tidak..
Ada juga yang berzinah dengan suami/isteri orang lain, hanya atas dasar suka sama suka katanya..
Tuhan ingin umat Tuhan hidup kudus, dan tidak mengikuti dunia.
Mari hidup kudus, salah satunya adalah dengan menjaga diri tidak jatuh dalam dosa pelanggaran seksual dengan melakukan hubungan seks di luar ikatan pernikahan. - Bagi pria, perlu ada pengendalian diri yang didasarkan atas hati yang takut akan Tuhan, sehingga tidak dikuasai oleh nafsu & keinginan daging.
Hidup dalam kekudusan karena keinginan-keinginannya dikuasai oleh Roh Kudus, ditaklukkan di bawah otoritas Firman Tuhan.