Oleh : AP
Pembacaan Ayub 18
Ayub 18:5-6, 8, 11-13, 19, 21 (TB) Bagaimanapun juga terang orang fasik tentu padam, dan nyala apinya tidak tetap bersinar.
Terang di dalam kemahnya menjadi gelap, dan pelita di atasnya padam.
Karena kakinya sendiri menyangkutkan dia dalam jaring, dan di atas tutup pelubang ia berjalan.
Kedahsyatan mengejutkan dia di mana-mana, dan mengejarnya di mana juga ia melangkah.
Bencana mengidamkan dia, kebinasaan bersiap-siap menantikan dia jatuh.
Kulit tubuhnya dimakan penyakit, bahkan anggota tubuhnya dimakan oleh penyakit parah.
Ia tidak akan mempunyai anak atau cucu cicit di antara bangsanya, dan tak seorang pun yang tinggal hidup di tempat kediamannya.
Sungguh, demikianlah tempat kediaman orang yang curang, begitulah tempat tinggal orang yang tidak mengenal Allah.”
Perenungan
Apa yang dikatakan Bildad senada dengan apa yang dituliskan di Amsal.
Seperti Ams 14:11 Rumah orang fasik akan musnah dan sebagainya.
Yang menjadi masalah adalah ketika Bildad secara sepihak menghakimi Ayub pasti berbuat fasik.
Penerapan
Apa yang Bildad lakukan sepertinya sering juga kita lakukan.
Ketika kita melihat akibat dari sesuatu maka kita menyimpulkan bahwa pasti orang ini berbuat berdosa.
Kita tidak bisa melihat akibat dan menyimpulkan sumber masalahnya…karena itu berhati-hatilah mengucapkan sesuatu seperti Bildad yang salah menuduh Ayub berbuat dosa.
Amsal dan kata-kata bijak bermanfaat agar kita tidak berbuat fasik bukan untuk menghakimi orang lain.