Oleh : IL
Bacaan: Amsal 5
Amsal 5 ditujukan terutama kepada seorang pria muda dewasa baik yang telah menikah, atau bisa juga belum menikah.
Menarik sekali, begitu panjangnya amsal membahas mengenai dosa perzinahan ini.
Dan peringatan yang begitu keras dan gamblang dipaparkan dalam pasal yang cukup panjang ini.
Amsal 5 ini diawali dengan sebuah nasihat dari seorang yang lebih tua, sehingga ia memanggil pria muda dewasa ini dengan sapaan “Hai anakku”.
Ini menunjukkan penulis amsal memiliki wibawa & otoritas yang lebih tinggi, juga pengalaman, hikmat & kebijaksanaan sehingga nasihatnya sangat berharga untuk diperhatikan, patut dituruti karena ada dampak buruk yang pasti terjadi bila mengabaikan peringatan dalam amsal ini.
Penulis amsal meminta perhatiah penuh juga respon yang tepat dari pembacanya, sebagai berikut :
- perhatikanlah hikmatku (berhubungan dengan mata jasmani juga mata rohani/hati)
- arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan (berhubungan dengan telinga jasmani & rohani)
- supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan (tangan menyatakan tindakan yaitu respon benar dengan komitmen penuh bertindak dalam kebijaksanaan, tidak lagi mengikuti keinginan sendiri atau nafsu sesaat)
- dan bibirmu memelihara pengetahuan. (menjaga perkataan yang kudus, membangun, bukan perkataan jorok atau kotor)
Ada beberapa alasan kuat yang penulis amsal berikan:
- Godaan seringkali dimulai dari perkataan rayuan yang pastinya terasa menyenangkan, enak, manis didengar
(Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu) - Ketika termakan rayuan, maka akibatnya akan tergelincir begitu dalam dan sulit untuk kembali, sulit menolak
(dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak) - Saat telah terjatuh dalam dosa perzinahan, hal yang semula seperti menyenangkan akan menimbulkan kepahitan, kesakitan, kehancuran, bahkan kebinasaan (tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua. Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati.)
- Hanya satu tujuan ketika seseorang menempuh jalan yang sesat ini, yaitu kebinasaan. Dan orang yang menempuhnya seringkali tidak menyadarinya. (Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat, tanpa diketahuinya.)
Penulis amsal dengan tegas memberikan beberapa tindakan pencegahan yang jitu bagi seorang pria muda agar terhindar dari malapetaka akibat dosa seksual ini.
- Bacalah kitab amsal ini dan terima dengan hati terbuka
(Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku,) - Bertindak bijaksana, menjaga kekudusan
(janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku.) - Jangan bermain api atau mendekat pada dosa, jangan mengikuti keinginan daging dan nafsu
(Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya,)
Beberapa hal buruk dan fatal yang akan dialami ketika seseorang terjun masuk ke dalam dosa perzinahan:
- Akan dikuasai oleh wanita asing
(supaya engkau jangan menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain,) - Waktu-waktu dalam kehidupannya akan terikat tanpa bisa melepaskan diri
(dan tahun-tahun umurmu kepada orang kejam;) - Hasil pekerjaannya akan terkuras
(supaya orang lain jangan mengenyangkan diri dengan kekayaanmu,
dan hasil susah payahmu jangan masuk ke rumah orang yang tidak dikenal) - Tubuh akan rusak dan binasa
(dan pada akhirnya engkau akan mengeluh, kalau daging dan tubuhmu habis binasa,) - Penyesalan yang amat sangat
(lalu engkau akan berkata: “Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran; mengapa aku tidak mendengarkan suara guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku?) - Mengalami malapetaka demi malapetaka, juga menjadi celaan di dalam komunitas
(Aku nyaris terjerumus ke dalam tiap malapetaka di tengah-tengah jemaah dan perkumpulan.”)
Penulis amsal menutup pasal 5 ini dengan nasihat untuk kehidupan yang berkelimpahan di dalam keluarga ilahi sesuai rancangan Tuhan, sebagai berikut :
- Mencukupkan diri, menikmati hidup bersama pasangan hidup yang dari Tuhan
(Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual.) - Tidak pantas untuk mengumbar nafsu
(Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan?) - Hubungan seks adalah sesuatu yang kudus yang membawa sukacita, yang Tuhan berikan untuk dinikmati pasangan suami istri dalam pernikahan yang kudus.
(Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi kepunyaan orang lain.
Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.) - Hidup takut akan Tuhan, bukan memuaskan hawa nafsu.
(Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?
Ada 3 alasan mengapa seorang harus setia kepada pasangannya:
- Karena Tuhan Mahamelihat
(Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.) - Karena setiap dosa & kejahatan ada konsekuensinya
(Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.) - Karena saat menolak didikan dan berlaku bodoh, akibatnya adalah kesesatan & kematian, konsekuensi yang begitu berat dan tak mungkin dapat direset ulang kembali.
(Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat.)
1 Petrus 1:14-16
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.