Oleh : IL
Yeremia 44:1, 8, 12-19 (TB) Firman yang datang kepada Yeremia untuk semua orang Yehuda yang diam di tanah Mesir, di Migdol, di Tahpanhes, di Memfis dan di tanah Patros:
Mengapa kamu mau menimbulkan sakit hati-Ku dengan perbuatan tanganmu, yakni membakar korban kepada allah lain di tanah Mesir yang kamu masuki untuk tinggal sebagai orang asing di sana? Mengapa kamu mau menjadi kutuk dan aib di antara segala bangsa di bumi?
Aku mau mencabut sisa Yehuda yang berniat hendak pergi ke tanah Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana; mereka semuanya akan habis mati di tanah Mesir; mereka akan rebah mati karena pedang dan akan habis mati karena kelaparan, dari yang kecil sampai kepada yang besar; mereka akan mati karena pedang dan karena kelaparan dan mereka akan menjadi kutuk, kengerian, kutukan dan aib.
Aku mau menghukum mereka yang diam di tanah Mesir, sama seperti Aku telah menghukum Yerusalem, yaitu dengan pedang, dengan kelaparan dan dengan penyakit sampar,
sehingga dari sisa Yehuda, yang telah pergi ke tanah Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana, tidak ada seorang pun yang terluput atau terlepas untuk kembali ke tanah Yehuda, ke mana hati mereka sangat rindu untuk diam di sana lagi; sungguh, mereka tidak akan kembali, kecuali beberapa orang pengungsi.”
Lalu menjawablah kepada Yeremia semua orang laki-laki yang tahu bahwa isteri mereka membakar korban kepada allah lain, dan semua perempuan yang hadir di sana, suatu kumpulan yang besar, yakni segala rakyat yang diam di tanah Mesir dan di Patros, katanya:
“Mengenai apa yang kaukatakan demi nama Allah kepada kami itu, kami tidak akan mendengarkan engkau,
tetapi kami akan terus melakukan segala apa yang kami ucapkan, yakni membakar korban kepada ratu sorga dan mempersembahkan korban curahan kepadanya seperti telah kami lakukan, kami sendiri dan nenek moyang kami dan raja-raja kami dan pemuka-pemuka kami di kota-kota Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem. Pada waktu itu kami mempunyai cukup makanan; kami merasa bahagia dan tidak mengalami penderitaan.
Tetapi sejak kami berhenti membakar korban dan mempersembahkan korban curahan kepada ratu sorga, maka kami kekurangan segala-galanya dan kami dihabiskan oleh pedang dan kelaparan.”
Lalu perempuan-perempuan itu menambahkan: “Apabila kami membakar korban dan mempersembahkan korban curahan kepada ratu sorga, adakah di luar pengetahuan suami kami bahwa kami membuat penganan persembahan serupa dengan patungnya dan mempersembahkan korban curahan kepadanya?”
Perenungan
Kesalahan yang diulang oleh keluarga-keluarga sisa orang Yehuda di Mesir.
- Kembali menyembah ilah-ilah lain.
- Suami-suami yang tahu istri-istri mereka melakukan penyembahan berhala tetapi menyetujuinya.
- Disesatkan oleh materi, menganggap allah yang layak disembah adalah yang membuat mereka kaya.
Materi menjadi ilah lain. - Tidak mau ditegur firman walaupun oleh Yeremia sekalipun.
Penerapan
Sebagai orang percaya kita harus menyelaraskan persepsi kita tentang uang, penyembahan dan keluarga.
- Uang bukan segalanya, ketika Tuhan memberkati, Ia memberkati seluruh kehidupan anak-anakNya di segala bidang bukan hanya soal materi saja, Paulus mengingatkan Kerajaan Allah bukan hanya soal makan dan minum atau kebutuhan materi saja.
Roma 14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. - Penyembahan yang benar harus ditanamkan semenjak muda (anak-anak).
Mazmur 119:9
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
Kebiasaan ini akan menjadi karakter Kristus.
Orang yang menganggap rendah Firman sulit untuk dipulihkan.
Gaya hidup harus berubah disamakan dengan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan. - Seorang suami dan ayah sangat berperan dalam bidang kerohanian.
Suami diberi otoritas oleh Allah untuk mengarahkan iman dan kerohanian keluarga nya.
Bersikap masa bodoh sama dengan membiarkan ilah lain masuk dalam keluarga.