Oleh : IL
Ulangan 5:1-3
Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul dan berkata kepada mereka:
“Dengarlah, hai orang Israel, ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya
dan melakukannya dengan setia.
TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb.
Bukan dengan nenek moyang kita TUHAN mengikat perjanjian itu, tetapi dengan kita, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup.
(Ayat 3 – BIMK) bukan saja dengan leluhur kita, tetapi dengan kita semua di sini.
Perenungan:
- Apa isi firman Tuhan yang disampaikan oleh Musa?
Ketetapan & peraturan Tuhan bagi umatNya - Apa yang Tuhan ingin untuk dilakukan umatNya?
Mempelajari & melakukan firman Tuhan - Bagaimana cara umat Tuhan melakukan firman Tuhan?
Dengan setia…. bukan hanya 1 kali, bukan juga sesekali, tapi …. terus menerus… selalu.. meskipun banyak tantangan.. sekalipun banyak godaan… biarpun ada harga yang harus dibayar… walaupun orang lain tidak melakukannya…. - Apa yang Tuhan lakukan dengan umatNya?
Mengikat perjanjian…
Artinya ada komitmen yang dilakukan oleh kedua belah pihak ..
Yang apabila tidak dilakukan, maka perjanjian akan batal, tidak berlaku lagi… - Dengan siapa Tuhan mengikat perjanjian?
Dengan umatNya…..
Dengan Abraham, Ishak, Yakub..
Dengan bangsa Israel yang dibawa keluar dari Mesir..
Dengan generasi ke-dua bangsa Israel yang keluar dari Mesir..
Dengan generasi-generasi sesudah mereka….
Bukan hanya dengan leluhur kita…
Tapi juga dengan kita semua umat Tuhan di jaman modern ini ….
Kita semua yang masih hidup!
Perenungan:
- Menyadari bahwa Tuhan adalah Allah Perjanjian yang mengikat perjanjian dengan umatNya.
- Menyadari bahwa Tuhan ingin agar kita mempelajari dan melakukan firmanNya.
- Menyadari bahwa Allah yang setia, menuntut kita sebagai umat tebusanNya untuk juga setia kepada perjanjian, melakukan dengan setia ketetapan & peraturan Tuhan, sekalipun ada harga yang harus dibayar.
- Menyadari bahwa sebagai umat Tuhan, setiap kita telah berada dalam ikatan perjanjian dengan Tuhan, sehingga ketaatan adalah keharusan, bukan pilihan.
Kita tidak bisa ngeyel merasa bahwa Tuhan hanya mengikat perjanjian dengan orang tua kita, sehingga kita hanya “nebeng” kepada iman orang tua kita dan berharap ikut memperoleh penggenapan janji-janji Tuhan!