Apakah Allah Berkenan Akan Persembahan Kita? ….. Jangan-jangan… Ugh!

0
105

Oleh : IL

Ibrani 11:4a

Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu.

Perenungan:
Apa hubungannya iman dan memberi persembahan?
Sepintas lalu ini terlihat sama sekali tidak ada hubungannya….
Namun mari kita sama-sama renungkan.

Ketika seseorang sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan Allah itu ada, bahwa Tuhan Allah hidup.. bahwa Tuhan Allah peduli atas kehidupannya.. atas apa yang ia lakukan..
Ketika ia mau mempersembahkan korban kepada Allah yang hidup.. Allah yang ia kenal & yang juga mengenalnya.. ketika ia mau mengucap syukur kepada Allah yang ia kasihi yang telah memelihara hidupnya.
Kira-kira persembahan seperti apakah yang akan ia berikan?
Apakah korban yang asal-asalan, sekedarnya… ataukah korban yang terbaik, yang dipersiapkan dengan sungguh-sungguh..
Kira-kira bagaimana sikap hatinya saat mempersembahkan korban itu?
Apakah ada sikap enggan atau terpaksa?
Ataukah sikap hati yang bukan saja rela, tapi bersukacita dapat mempersembahkan korban kepada Tuhan…

Bandingkan ….. ketika seseorang tidak sungguh-sungguh kenal Tuhan, di mana kegiatan-kegiatan spiritual hanyalah sebuah rutinitas yang dilakukan tanpa hati, dan kadang disertai keterpaksaan… tanpa ketulusan.
Kira-kira persembahan seperti apakah yang akan ia berikan?

Kitab Ibrani menuliskan betapa pentingnya iman!
Karena hanya iman lah yang dapat membuat seseorang dapat memberikan persembahan yang berkenan kepada Tuhan!

Dan bukan hanya mengenai memberi persembahan saja…
Bahkan segala sesuatu yang kita lakukan, haruslah didasari oleh iman, barulah kita dapat hidup berkenan kepada Tuhan.

Ibrani 11:6b
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.
Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Aplikasi:

  1. Mari cek, bagaimana sikap kita saat memberikan persembahan kepada Tuhan?

a. Apakah kita memberikan persembahan hanya sebagai sebuah rutinitas tanpa disertai hati?
Hanya menjadi kebiasaan mingguan memasukkan uang ke dalam amplop lalu dimasukkan ke kotak atau kantong persembahan?

b. Apakah kita menyadari bahwa Allah peduli dengan sikap hati kita saat memberikan persembahan tersebut, seperti Allah juga peduli saat Habel dan Kain memberikan persembahan… seperti Yesus juga peduli saat janda miskin yang dengan penuh kasih kepada Allah memberikan dua peser, seluruh milik kepunyaannya… seperti Yesus juga merasa miris saat melihat orang farisi yang seakan memberikan “persembahan terbaik” kepada Tuhan, namun hatinya berfokus agar dilihat dan dipuji oleh manusia.

  1. Mari perbaiki sikap hati kita saat memberikan persembahan… dan mari kita belajar memberikan yang terbaik…. bukan asal memberi, bukan pula dari sisa-sia…. namun kita sungguh-sungguh mempersiapkannya terlebih dahulu.
    Mari mempersembahkan yang terbaik kepada Allah sebagai salah satu perwujudan iman percaya kita kepada Allah kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here