Oleh : AP
2 Samuel 13:3, 5 (TB) Amnon mempunyai seorang sahabat bernama Yonadab, anak Simea kakak Daud. Yonadab itu seorang yang sangat cerdik.
Lalu berkatalah Yonadab kepadanya: “Berbaringlah di tempat tidurmu dan berbuat pura-pura sakit. Apabila ayahmu datang menengok engkau, maka haruslah engkau berkata kepadanya: Izinkanlah adikku Tamar datang memberi aku makan. Apabila ia menyediakan makanan di depan mataku, sehingga aku dapat melihatnya, maka aku akan memakannya dari tangannya.”
2 Samuel 13:26, 28 (TB) Kemudian berkatalah Absalom: “Kalau tidak, izinkanlah kakakku Amnon pergi beserta kami.” Tetapi raja menjawabnya: “Apa gunanya ia pergi bersama-sama dengan engkau?”
Lalu Absalom memerintahkan orang-orangnya, demikian: “Perhatikan! Apabila hati Amnon menjadi gembira karena anggur, dan aku berkata kepadamu: Paranglah Amnon, maka haruslah kamu membunuh dia. Jangan takut. Bukankah aku yang memerintahkannya kepadamu? Kuatkanlah hatimu dan tunjukkanlah dirimu sebagai orang yang gagah perkasa!”
2 Samuel 13:32, 35 (TB) Maka berbicaralah Yonadab, anak Simea, kakak Daud, katanya: “Janganlah tuanku menyangka, bahwa semua orang muda anak-anak raja itu, telah dibunuh. Hanya Amnon yang mati, sebab hal itu telah terlihat pada air muka Absalom, sejak Amnon memperkosa Tamar, adiknya.
Berkatalah Yonadab kepada raja: “Lihat, anak-anak raja datang! Benar seperti kata hambamu ini.”
Perenungan
Ada beberapa insiden dalam keluarga Daud.
Amnon memperkosa Tamar adik tirinya atas usul seorang penasihat sekaligus sepupunya Yonadab.
Yonadab adalah orang yang pandai….ia bisa membaca situasi ketika Amnon memiliki keinginan dan ia juga tahu Absalom benci dan merencanakan sesuatu kepada Amnon.
Yonadab hidup berkeliaran di istana raja Daud bahkan ia bisa memberikan nasihat untuk raja.
Absalom adalah seorang pangeran, anak raja Daud dan cucu raja Gesur.
Selain tampan dan gagah, Absalom mempunyai pengendalian diri yang baik.
Ia merencanakan pembunuhan Amnon selama dua tahun.
Ia lakukan untuk alasan balas dendam.
Penerapan
Dua orang Yonadab dan Absalom yang sama-sama pandai dan bisa membaca situasi.
Sayang semua kemampuan yang baik ini dipakai untuk sesuatu yang negatif.
Kita belajar bahwa takut Tuhan, melakukan Firman lebih penting daripada kepandaian atau kecerdasan.
Kehebatan tanpa budi pekerti dan pengenalan akan Firman hanya menjadikan penjahat-penjahat yang hidupnya penuh dengan ide-ide busuk.