Keberhasilan Yang Cacat

0
787

Oleh : Il

Apa yang kita lakukan ketika mengalami kenaikan pangkat, jabatan, status sosial, dipilih dan diangkat untuk suatu jabatan kepemimpinan?

Ketika Israel diserang oleh bani Amon, tua-tua Gilead dan seluruh bangsa Israel mengangkat Yefta menjadi panglima & pemimpin mereka. Apa yang dilakukan oleh Yefta, anak perempuan sundal yang ditolak, diusir oleh keluarga dan kaumnya tersebut ?

Ternyata luar biasa… Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa. (Hakim-hakim 11:11b)

Apa yang kemudian Yefta lakukan? Yefta mengirim utusan kepada bani Amon menanyakan alasan mengapa bani Amon menyerang Israel.

Apa jawaban bani Amon? Bani Amon ingin mengambil kembali tanah yang direbut Israel pada masa lalu.

Dan inilah jawaban Yefta:

  1. Orang Israel tidak merampas tanah orang Moab atau tanah bani Amon.
    Alasannya: tanah yang didiami saat itu adalah tanah yang diberikan Tuhan Allah Israel, dengan memberikan kemenangan saat perang melawan orang Amori, saat itu Sihon, raja orang Amori & seluruh rakyatnya telah dikalahkan dan diserahkan ke dalam tangan orang Israel,
    sehingga pendudukan tanah ex orang Amori tersebut sudah sah.
  2. Berkali-kali Yefta menyebut perbuatan-perbuatan Tuhan Allah Israel sebagai Tuhan yang memberikan kemenangan dan yang memberikan milik pusaka kepada Israel.
    Yefta menantang bani Amon agar meminta kepada dewa Kamos sesembahan mereka, daripada menyerang untuk merebut milik kepunyaan Israel.
  3. Yefta menyindir raja Amon yang berani-beraninya menyerang Israel.
    Yefta membandingkan dengan Balak, raja Moab, sekalipun pernah mencari-cari masalah dengan Israel karena meminta Bileam untuk mengutuki Israel, namun Balak tidak pernah menuntut hak atau mengaku-aku tanah yang bukan milik mereka, bahkan Balak tidak berani mengajak perang secara langsung kepada Israel.
  4. Israel telah 300 tahun tinggal di daerah teraebut, bila bani Amon menganggap tanah tersebut milik mereka, Yefta mempertanyakan mengapa bani Amon tidak berusaha melepaskan kota-kota di situ sebelumnya?
  5. Perbuatan bani Amon mengajak perang Israel adalah perbuatan jahat.
    Yefta meminta TUHAN Allah Israel yang adalah Hakim untuk menjadi hakim antara orang Israel dan bani Amon.

Tindakan dan perkataan Yefta dalam menghadapi bani Amon sangatlah bijaksana, selain itu Yefta menyatakan dengan tepat mengenai perbuatan-perbuatan Tuhan sekalipun 300 tahun telah berlalu. Hal ini mencerminkan hikmat Tuhan.

Tuhan menyertai Yefta sehingga mengalami kemenangan besar melawan bani Amon.

Namun peristiwa kemenangan ini tidak menjadi happy ending. Ada cacat dalam catatan mengenai 6 tahun kepemimpinan Yefta sebagai hakim Israel. Ada perkataan nazar yang sembrono, yang menjadi dukacita mendalam karena anak tunggalnya menjadi korban, dan karena tersinggung, Yefta bertindak tidak bijaksana yang mengakibatkan perang saudara, sehingga 42 ribu dari suku Efraim tewas.

Sekalipun Yefta sangat luar biasa dalam kepemimpinannya menghadapi musuh, namun ia gagal dalam menjaga kesatuan bangsa Israel. Hanya karena ego-nya terusik, ia membunuh saudara sebangsanya. Sebagai seorang yang diangkat sebagai hakim Israel, Yefta tidak menangkap dengan tepat rancangan Tuhan. Tuhan bukan hanya menugaskannya untuk memimpin Israel menang terhadap musuh di luar, namun perlu ada kesatuan di dalam.

Berbeda dengan Gideon, yang dengan kerendahan hati dan kebijaksanaan menghadapi bani Efraim,
sehingga kemenangan yang telah Tuhan berikan tidak dirusak oleh hal-hal yang tidak perlu.

Aplikasi:

  1. Ketika Tuhan membawa kita naik, mempercayakan suatu jabatan kepemimpinan, maka hal pertama yang sangat perlu dilakukan adalah : datang pada Tuhan, bukan hanya datang untuk bersyukur, tapi yang lebih penting adalah membawa seluruh perkara kepada Tuhan seperti yang Yefta lakukan. Meminta hikmat bagaimana harus bertindak, berkata-kata.
    Meminta tuntunan Tuhan agar tanggung jawab & kepercayaan yang diberikan dapat dilakukan sebaik-baiknya.
  2. Ketika menghadapi masalah dalam keluarga, pelayanan, pekerjaan & dalam masyarakat apakah yang kita utamakan adalah ego kita, tanpa mempedulikan dampak buruk yang merusak ataukah dengan bijaksana kita mau menundukkan ego kita demi kesatuan keluarga, sesama saudara seiman, perusahaan tempat kita bekerja & lingkungan sekitar ?

Bung Karno pernah berkata..
“Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah,
namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”.

Biarlah kita menjadi orang-orang yang mengutamakan kesatuan lebih dari kepentingan pribadi/golongan,membawa kedamaian daripada ngotot merasa diri paling benar. Mengutamakan rancangan Tuhan lebih dari ego.

Markus 10:44
dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here