Mengapa Tuhan? VS Bagaimana Tuhan….?

0
20

Oleh : IL

Bacaan: Hakim-hakim 21:1-25

Perenungan:
Menarik sekali…
Kitab Hakim-Hakim yang berisi peristiwa-peristiwa setelah kematian Yosua dan tua-tua Israel, di mana lahir generasi yang tidak takut akan Tuhan dan tidak mengenal Tuhan.
Baru 2 generasi setelah Musa & Yosua, yaitu pada masa cucu Musa pun, Israel telah begitu jauh dari Tuhan, tidak lagi mengikuti standar Tuhan yang telah dituliskan oleh Musa dalam Taurat.
Berulang-ulang dituliskan dalam kitab ini bahwa pada zaman itu tidak ada raja di Israel sehingga setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri..
Dan kalimat itu pula lah yang menjadi ayat penutup kitab Hakim-Hakim ini, dan menjadi sebuah kesimpulan…. bahwa tanpa adanya pemimpin, tentu saja yang takut akan Tuhan… maka umat Tuhan berjalan masing-masing tidak tentu arah.. bahkan orang-orang yang berniat & berusaha untuk menjadi benar pun… malah berbuat hal-hal yang sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan,
melakukan penyembahan berhala… mengangkat imam dengan tidak mengikuti aturan Tuhan…melanggar hukum-hukum Tuhan!
ada juga yang meminta keadilan dengan cara yang sadis, memutilasi korban dan dikirimkan ke suku-suku Israel… sangat mengerikan! (Hakim-Hakim 19).

Pada pasal penutup ini, diceritakan juga mengenai salah satu suku Israel yaitu suku Benyamin yang terancam punah.
Hal ini merupakan buntut atau akibat dari kebebalan suku Benyamin yang tidak mau menyerahkan orang-orang dursila yang berbuat sangat jahat untuk diadili.
Suku Benyamin memilih mempertahankan diri, tidak menerima teguran & koreksi, tidak mau menerima konsekuensi maupun hukuman
atas hal jahat yang telah dilakukan sebagian orang-orang suku Benyamin tersebut.
Suku Benyamin memilih untuk memerangi saudara-saudara dari 11 suku Israel lainnya dan… yang terjadi adalah… hanya tersisa beberapa ratus orang laki-laki saja.
Sementara suku-suku Israel lainnya telah bersumpah untuk tidak menyerahkan anak perempuan mereka untuk diperisteri sisa suku Benyamin tersebut.

Bila diteliti lebih lanjut di Hakim-Hakim pasal 21 ini…
11 suku Israel memang datang kepada Tuhan untuk menangis, meratapi, menyesali bahwa salah satu suku Israel bisa punah.
Mereka diam di hadapan Tuhan sampai petang (ayat 2)… mereka mempertanyakan semua yang terjadi… “Mengapa Tuhan…..? (ayat 3)
Mereka membangun mezbah dan mempersembahkan korban bakaran & korban keselamatan kepada Tuhan….(ayat 4)
Namun tidak ada permohonan kepada Tuhan untuk meminta tuntunanNya, apa yang harus dilakukan menghadapi situasi yang sulit & buruk tersebut.
Di ayat 5 dituliskan bahwa mereka bertindak dengan apa yang mereka pikir baik…
dengan didorong oleh perasaan mereka sendiri…

Ada cara-cara yang seakan-akan baik…
Ketika mereka telah bersumpah untuk tidak memberikan anak-anak perempuan mereka kepada suku Benyamin, mereka berusaha “mengakalinya” yaitu dengan cara menyuruh suku Benyamin merampas, menculik perempuan-perempuan untuk dijadikan isteri agar suku tersebut tidak punah.
Dan dengan cara demikian, artinya mereka tidak melanggar sumpah mereka.
Hal tersebut dipandang sebagai hal yang benar…

Memang kita pun bisa ikut berpendapat demikian…
Tapi…
Kitab Hakim-Hakim ini ditutup dengan sebuah kesimpulan…
“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa cara Tuhan bukanlah yang seperti itu.

Aplikasi:

  1. Menyadari pentingnya seorang pemimpin yang takut akan Tuhan, terhubung dengan Tuhan sehingga bisa memimpin orang-orang yang Tuhan percayakan untuk tetap hidup di dalam jalannya Tuhan.
    Karena tanpa itu, orang-orang akan berjalan sendiri-sendiri tidak tentu arah… melakukan apa yang masing-masing anggap benar…
    Mari bangkitlah para pemimpin-pemimpin baik dalam keluarga anak-anak Tuhan, gereja Tuhan, usaha pekerjaan anak-anak Tuhan!
  2. Menyadari bahwa berdoa & datang pada Tuhan harus disertai hati yang mau dengar-dengaran perkataan & perintah Tuhan, hati yang mau dituntun oleh Tuhan… sehingga tidak sseperti 11 suku Israel yang hanya datang kepada Tuhan menyesali, curhat, bertanya-tanya “Mengapa??” ..
    tanpa bertanya “Bagaimana caranya?” …
    Mari datang pada Tuhan untuk meminta tuntunanNya..
    Karena Tuhan adalah Allah yang berfirman, berkata-kata bukan Allah yang diam…
    Tuhan adalah Bapa yang mau menuntun anak-anakNya, memberikan hikmat & jalan keluar.
  3. Menyadari bahwa sangat berbahaya bila hidup dengan merasa baik dan benar menurut standar diri sendiri…
    Karena dapat berakibat salah jalan, menjadi orang-orang yang melanggar perintah Tuhan, bahkan bisa mendatangkan bencana & kebinasaan bagi diri kita.
    Mari ikuti standar Tuhan yang membawa kepada kehidupan yang sejati & kepada kehidupan kekal.

Mazmur 95:6-8
Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here