Aku Sekarang Berumur…

0
48

Oleh : IL

Ulangan 31:1-2

Kemudian pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada seluruh orang Israel.
Berkatalah ia kepada mereka:
“Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun; aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah berfirman kepadaku:
Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.

Perenungan:
Musa telah bersama-sama orang Israel selama 40 tahun, sejak keluar dari Mesir sampai ke batas wilayah akan masuk tanah perjanjian.
Perkataan di atas adalah perkataan perpisahan dari seorang pemimpin bangsa Israel kepada bangsanya.
Setelah memperingatkan tentang kesetiaan kepada Tuhan, sebuah syarat mutlak agar mengalami hidup yang berkemenangan, Musa pun menyampaikan bahwa tugasnya sudah selesai, ia tidak dapat lagi bersama-sama bangsa Israel.
Musa menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Yosua, bila kita membaca terus, kita tahu hari itu juga Tuhan memanggil Musa pulang ke rumah Bapa.

Tuhan menciptakan manusia terbatas, ada waktunya kita tidak bisa giat lagi bekerja untuk Tuhan.
Musa berumur 120 tahun, sudah serba terbatas. Tenaga sudah terbatas. Kreativitas juga sudah berbeda dengan waktu masih muda.
Segala sesuatu ada waktunya, saat itu sudah waktunya Musa kembali kepada Tuhan, Allah Bapa Penciptanya, Musa telah melakukan bagiannya dengan sangat baik.
Ia melakukan tepat seperti yang Tuhan perintahkan, kecuali saat peristiwa di Meriba, di mana Musa kehilangan kesabarannya sehingga tidak menghormati kekudusan Tuhan di hadapan seluruh umat Tuhan, sehingga konsekuensinya adalah Musa tidak diperbolehkan masuk ke tanah perjanjian.

Aplikasi:

  1. Berapa usia kita sekarang?
    Mari renungkan… apakah yang sudah kita isi di hari-hari dalam hidup kita?
    apa yang akan kita isi di hari ini..
    apa yang akan kita isi di hari-hari ke depan?
    Apakah kita sudah giat melakukan bagian kita seperti yang Tuhan Allah Pencipta kehendaki?
    Ataukah kita masih berkutat pada pengejaran-pengejaran fana yang sifatnya sangat sementara…

Selagi masih ada waktu, mari lakukan dengan sungguh-sungguh, dengan giat apa yang Tuhan percayakan kepada kita (keluarga, pelayanan, pekerjaan).
Apakah kita sudah melakukan bagian kita dengan sungguh-sungguh di dalam keluarga?
Sebagai imam, kepala keluarga, yang memimpin seluruh anggota keluarga untuk datang kepada Tuhan, sehingga rancangan Tuhan dapat digenapi dalam tiap-tiap anggota keluarga?
Sebagai isteri, apakah sudah menjadi penolong yang baik, bagi suami, juga mengatur rumah tangga dengan baik?
Sebagai anak, apakah sudah menghormati orang tua seperti yang Tuhan mau, sudah mengambil tanggung jawab dan dewasa baik dalam sikap, perilaku & tanggung jawab?

  1. Mari mempersiapkan diri tanpa lalai untuk hal-hal yang Tuhan mau percayakan kepada kita.
    Sehingga ketika kesempatan itu tidak ada lagi, kita tidak menyesal karena sudah melakukan dengan baik apa yang Tuhan ingin untuk kita kerjakan.
    Sehingga kita bisa berkata seperti Tuhan Yesus…. sudah selesai.
  2. Ketika sudah tiba waktunya menyerahkan estafet, dengan besar hati menyerahkan kepada generasi yang lebih muda.
    Tentu saja kepada generasi yang sudah kita persiapkan sebelumnya, generasi yang sudah mempersiapkan diri, seperti Yosua.

Mazmur 90:12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here