Oleh : IL
Bilangan 12:1-10
Perenungan:
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari peristiwa di atas:
- Hati-hati dengan apa yang timbul dalam hati
Menarik sekali…
narasi di atas menuliskan nama Miryam lebih dahulu dari Harun (ayat. 1),
sedangkan ketika Tuhan berbicara dituliskan urutannya Musa, Harun barulah Miryam (ayat. 4).
Selain itu, hanya Miryam yang kena tulah, terkena kusta.
Sekalipun Miryam dan Harun keduanya mengatai Musa, namun Miryam lah yang secara fisik dihukum oleh Tuhan.
Ada kemungkinan, pencetus utama dari upaya menentang Musa berasal dari Miryam.
Ada kesombongan dari Miryam dan Harun sehingga mereka menghakimi Musa sebagai tidak layak lagi menjadi pemimpin Israel, karena memberi contoh tidak baik kepada umat Tuhan.
Memang benar bahwa Musa mengambil istri bukan dari bangsa Israel, Musa memperistri seorang perempuan Kush.
Bagi Miryam & Harun, apa yang dilakukan Musa adalah dosa besaaarr… dan hal itu menjadi alasan bagi Miryam & Harun untuk meng-“impeachment”, mendakwa Musa.
Dan ujung-ujungnya mereka merasa layak menjadi pemimpin yang menggantikan Musa.
Namun yang menarik adalah….
tidak dituliskan bahwa Tuhan mempermasalahkan kasus perempuan Kush ini.
Ada kemungkinan perempuan Kush tersebut masuk bersama-sama bangsa Israel pada saat keluar dari Mesir.(Keluaran. 12:37-38)
Dan bagi Tuhan, ketika seseorang masuk dan mau menjadi umat Tuhan, mau mengikuti aturan-aturan Tuhan, maka ia diterima sebagai umat Tuhan tanpa pembedaan.
Banyak peraturan-peraturan yang Tuhan berikan tentang orang asing yang tinggal bersama-sama orang Israel harus mengikuti aturan yang sama tanpa pembedaan. (Keluaran. 12:48-59; Imamat. 16:29; 18:26, Bilangan. 15:29).
Hati Miryam & Harun tidak bisa memahami hati Tuhan. Mereka mempermasalahkan hal yang bagi Tuhan tidak masalah…
- Hati-hati jangan sampai menentang otoritas pemimpin yang Tuhan tetapkan
Dalam TB dituliskan bahwa Miryam dan Harun mengatai Musa.
Ayat menuliskan bahwa Miryam dan Harun berbicara menentang Musa, jadi bukan hanya memberikan kritik berkaitan dengan perempuan Kush yang Musa nikahi, tapi sudah ada unsur penentangan terhadap kepemimpinan Musa.
Hal ini lebih nyata dituliskan di ayat berikutnya di mana Miryam dan Harun sudah menyinggung bahwa Tuhan pun berbicara kepada mereka, dengan kata lain Miryam & Harun merasa tanpa Musa, mereka pun bisa memimpin umat Israel ke tanah perjanjian.
Perlu diingat bahwa Musa tidak mengangkat diri untuk menjadi pemimpin bangsa Israel, Tuhan lah yang memanggil, menunjuk & mengangkat Musa.
Pikiran, ide, perkataan Miryam & Harun seakan-akan menganggap Musa menjadi pemimpin atas keinginan Musa sendiri.
Mereka lupa bahwa Tuhanlah yang telah menetapkan Musa menjadi pemimpin umatNya untuk keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian.
Orang-orang yang mengangkat diri untuk memimpin umat Tuhan tidak lah Tuhan indahkan.
Pemimpin umat Tuhan sejatinya Tuhan sendirilah yang mengutus, mengangkat.
- Hati-hati jangan sampai karunia rohani membuat tinggi hati
Miryam dan Harun merasa sudah se-level Musa karena sudah “dapat” mendengar suara Tuhan berbicara langsung kepada mereka.
Padahal, ketika Tuhan berbicara kepada seseorang, itu bukanlah karena kehebatan orang tersebut, bukan karena ia telah melebihi orang lain, tetapi karena anugerah dari Tuhan, karena sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun yang layak dan tahan berdiri di hadapan Tuhan.
Setiap anugerah dan karunia rohani adalah untuk kemuliaan Tuhan, dipakai untuk tujuan Tuhan, bukan untuk kebanggaan diri sendiri, apalagi dipakai untuk menjatuhkan orang lain. - Hati-hati, bukan kemampuan seseorang yang Tuhan hargai, tapi kemauan mendekat pada Tuhan, ketaatan & kesetiaan Ketika Miryam & Harun menentang Musa, maka Tuhan, dengan begitu penuh perasaan, membela Musa.
Mari perhatikan apa yang Tuhan katakan:
a. Tuhan menyatakan kedekatannya dengan Musa
Dengan berterus terang Tuhan menyatakan hubunganNya dengan Musa, lebih dari hubunganNya dengan nabi mana pun.
Kepada para nabi Tuhan menyatakan diri dalam penglihatan atau mimpi, tetapi dengan Musa, Tuhan bicara terus terang, tanpa teka-teki,
berhadap-hadapan, memandang secara langsung.
Woww… seperti seorang sahabat karib, Tuhan Allah Pencipta membela Musa di hadapan Harun & Miryam.
b. Tuhan menyatakan kesetiaan dan ketaatan Musa
Tuhan memuji Musa sebagai seorang yang setia dalam segenap rumah Tuhan.
Dalam pembangunan Kemah Suci, sebagai tempat Tuhan berdiam di antara umat Israel selama perjalanan di padang gurun, Musa menerima instruksi-instruksi dari Tuhan, baik dalam bentuk perkataan maupun penglihatan yang Tuhan berikan.
Dan Musa dengan taat & setia melakukan tepat seperti yang Tuhan suruhkan.
Ketaatan & kesetiaan Musa sangat menyukakan hati Tuhan, dan inilah yang membuat Tuhan suka untuk “mengobrol” dan berlama-lama dengan Musa.
Di Gunung Sinai, Musa selama 40 hari naik ke puncak gunung untuk berbicara dengan Tuhan, dan di sanalah Tuhan memberikan hukum-hukumNya, aturan-aturanNya, memberikan instruksi-instruksi tentang pembangunan Kemah Suci, dan aturan-aturan lainnya.
Perlu diingat juga, ketika di puncak Gunung Sinai Musa sedang menghadap Tuhan selama 40 hari, di kaki gunung Sinai, Harun dan bangsa Israel membuat patung lembu emas.
Inilah salah satu yang menjadi alasan mengapa Tuhan memilih Musa daripada Harun untuk memimpin bangsa Israel.
Aplikasi:
- Apa yang timbul dalam hati kita perlu diuji.
Ketika di dalam hati kita ada penghakiman terhadap seseorang, jangan terburu-buru menghakimi.
Mari cari tahu melalui firman Tuhan, cek apakah pemikiran kita selaras dengan pemikiran Tuhan. - Ketika pemimpin kita (orang tua, gembala, atau bahkan pemerintah) melakukan kesalahan.
Jangan sampai hal itu membuat kita berani melawan mereka.
Karena mereka lah pemimpin yang Tuhan angkat.
Menyadari bahwa pemberontakan dan cara-cara seperti kudeta bukanlah cara yang Tuhan kehendaki.
Seperti Daud yang sangat menghormati raja Saul sebagai pemimpin yang diurapi & Tuhan angkat, sekalipun Saul telah sangat menyimpang dan tidak menaati Tuhan, mari tetap hargai pemimpin.
Bila pemimpin benar-benar bersalah di hadapan Tuhan, maka lakukan dengan cara yang benar, tidak mengambil tindakan sendiri, tapi dengan minta campur tangan Tuhan.
Seperti Tuhan sendiri yang menurunkan Saul dan menggantikan dengan Daud, seorang yang rendah hati & takut akan Tuhan, biarlah Tuhan bertindak menyatakan kehendakNya, menyatakan keadilanNya.
Bagian kita adalah jangan sampai lalai untuk menaikkan doa-doa kita di hadapan Tuhan, bersyafaat bagi negri. - Menyadari bahwa setiap kesempatan, kemampuan, karunia rohani berasal dari Tuhan.
Jangan sampai karunia rohani tersebut membuat kita merasa lebih dari orang lain.
Jangan sampai anugerah yang kita terima tersebut malah menjadikan kita tinggi hati dan membuat kita mempunyai alasan untuk menjatuhkan orang lain. - Menyadari bahwa bukan kemampuan seseorang yang Tuhan hargai, tapi kemauan untuk mendekat pada Tuhan, ketaatan & kesetiaan lah yang sangat dihargai oleh Tuhan.