Oleh : IL
Yosafat, raja Yehuda, adalah seorang yang hidup takut akan Tuhan. Ia sungguh-sungguh mencari Tuhan.
Banyak sekali terobosan luar biasa dalam hal rohani dan pemerintahan ia lakukan selama memerintah Yehuda.
Ia menghancurkan seluruh bukit pengorbanan dan tiang berhala.
Belum pernah ada seorang raja yang memperhatikan kerohanian rakyatnya sedemikian rupa sampai menyebarkan pengajar Taurat ke seluruh penjuru Yehuda.
Tuhan mendatangkan kegentaran atas bangsa-bangsa sekelilingnya, sehingga mereka takluk dan memberi upeti.
Seluruh Yehuda pun memberikan persembahan kepada raja Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat.
Kerajaan Yehuda di bawah kepemimpinan Yosafat menjadi begitu kuat.
Tuhan menyediakan juga orang-orang yang gagah perkasa untuk mengokohkan kerajaannya. (2 Tawarikh 17).
Prestasi demi prestasi yang luar biasa yang ditulis di pasal 17, dilanjutkan dengan sebuah catatan tentang keputusan yang kurang bijaksana dari raja Yosafat, sebagai berikut :
2 Tawarikh 18:1
Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab.
Lho… memang kenapa klo jadi besan Ahab?
Kelihatannya raja Yosafat berusaha melakukan manuver politik, yaitu berdamai dengan kerajaan Israel (utara).
Dan yang biasa dilakukan adalah dengan menjalin hubungan keluarga, mengawinkan anaknya dengan anak kerajaan sekutu nya.
Selain itu, Yosafat pun menerima ajakan raja Ahab untuk bersama-sama memerangi Ramot-Gilead.
Apakah Tuhan berkenan dengan tindakan Yosafat tersebut?
Ternyata Tuhan murka!
2 Tawarikh 19:2
Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat: “Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau.
Akibat persekutuan dengan Ahab, seorang penyembah berhala yang melakukan hal-hal jahat di mata Tuhan,
Yosafat nyaris mati di medan pertempuran karena seperti “diumpankan” ke pihak musuh. Namun Tuhan meluputkannya.
Menarik sekali…
Teguran keras dari Tuhan kepada Yosafat, yang menunjukkan murka Tuhan, tidak diikuti dengan hukuman.
Kelihatannya ini seperti peringatan, teguran lisan, belum sampai tahap penalti, belum sampai pada hukuman.
Bertahun-tahun setelah kematian Ahab dan teguran Tuhan tersebut…nampaknya raja Yosafat lupa akan peringatan Tuhan.
Ia kembali melakukan persekutuan dengan Ahazia, seorang yang fasik, anak raja Ahab.
Dan kali ini ada hukuman Tuhan.
“Karena engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu.” (2 Tawarikh 20:37)
Investasi membuat kapal-kapal bersama-sama raja Ahazia mengalami kerugian besar.
Ternyata..
Persekutuan dengan orang yang tidak takut akan Tuhan hanya mendatangkan kerugian demi kerugian.
Aplikasi:
- Saat berada di posisi puncak (kaya dan sangat terhormat), berhati-hatilah jangan sampai membuat keputusan yang tidak berkenan kepada Tuhan, sehingga merugikan diri sendiri.
- Harus lebih segan kepada Tuhan daripada kepada manusia.
- Jangan sampai melupakan peringatan Tuhan, dan mengulang kesalahan yang sama.
2 Korintus 6:14b-15
Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?