Sebagai seorang penulis dan pembuat konten, saya selalu tertarik untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi dapat memengaruhi cara kita belajar dan memahami berbagai topik. Baru-baru ini, saya melakukan sebuah eksperimen menarik, yaitu menggunakan Chat GPT sebagai alat bantu untuk pendalaman Alkitab.
Dalam video terbaru saya [00:06], saya membagikan pengalaman dan temuan saya selama proses ini. Salah satu poin penting yang terungkap adalah adanya risiko Chat GPT memberikan kutipan ayat Alkitab yang kurang tepat atau bahkan tidak akurat [00:22].
Pengalaman ini mendorong saya untuk menekankan pentingnya verifikasi silang bagi siapa pun yang mungkin mempertimbangkan penggunaan alat AI seperti Chat GPT untuk studi Alkitab. Dalam video tersebut [00:43], saya menjelaskan mengapa sangat krusial untuk selalu membandingkan informasi yang dihasilkan oleh AI dengan teks Alkitab itu sendiri atau sumber-sumber tepercaya lainnya.
Tujuan saya membuat video ini bukanlah untuk mendiskreditkan potensi AI, melainkan untuk memberikan perspektif yang seimbang. Teknologi seperti Chat GPT bisa menjadi alat yang menarik untuk brainstorming atau mendapatkan sudut pandang yang berbeda. Namun, ketika berhadapan dengan teks suci seperti Alkitab, akurasi adalah hal yang mutlak. Oleh karena itu, kebiasaan untuk selalu memeriksa dan memvalidasi informasi tetap menjadi langkah yang tak tergantikan.
Semoga video ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi para penonton dan mendorong kita semua untuk menggunakan teknologi secara bijak, terutama dalam konteks pembelajaran yang sensitif dan penting.