Kembali Kepada Kasih Karunia Tuhan

0
9

Oleh : IL

Bacaan: Rut 1:1-22

Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel.
Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya.
Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu:
“Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.”
Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras dan berkata kepadanya:
“Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu.”
Tetapi Naomi berkata:
“Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku?
Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?
Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami.
Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
masakan kamu menanti sampai mereka dewasa?
Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami?
Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?”
Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Berkatalah Naomi:
“Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.”
Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.
Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”
Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.
Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: “Naomikah itu?”
Tetapi ia berkata kepada mereka: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.
Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.”
Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.

Perenungan:
Pada jaman hakim-hakim terjadi kelaparan di Israel, penyebabnya tentu saja karena Israel meninggalkan Tuhan, seperti kalimat yang berulang-ulang disebut di kitab Hakim-Hakim.
Mengapa di tanah perjanjian yang dikatakan berlimpah susu dan madu bisa terjadi kelaparan?
Penyebabnya adalah karena orang Israel meninggalkan Tuhan, seperti yang berulang kali disebutkan dalam kitab Hakim-Hakim.

Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.
Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.
Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. (Hakim-Hakim 2:11-13, baca juga Hakim-Hakim 3:7, 12; 4:1; 6:1; 10:6; 13:1).

Elimelekh, seorang Israel yang tinggal di Betlehem memutuskan untuk pindah bukan untuk sementara, tapi untuk menetap di Moab, meninggalkan tanah pusaka yang Tuhan berikan kepada mereka, dan hidup di tengah-tengah bangsa penyembah berhala, yang juga adalah musuh Israel. Tentu saja mereka berharap mendapat kehidupan yang lebih baik di Moab dibandingkan tetap di Betlehem.
Tahun demi tahun berlalu, yang terjadi adalah Elimelekh beserta kedua anaknya, Mahlon & Kilyon meninggal, sehingga tinggallah istrinya, Naomi beserta dua menantu perempuannya.
Dan…. harta yang mereka bawa pun habis, ada kemungkinan dipakai untuk berobat atau memang kehidupan di Moab pun tidak seperti yang mereka harapkan.

Beberapa pelajaran yang diperoleh dari peristiwa ini…..
Ketika menghadapi situasi yang buruk dan sulit:

  1. jangan buru-buru membuat keputusan sendiri.
    Perlu melibatkan Tuhan, apakah yang Tuhan kehendaki, dan ketika mendapatkan arahan Tuhan, segera taat.
    Seperti Ishak yang ketika terjadi kelaparan Tuhan larang untuk tidak ke Mesir, dan Tuhan memberkati Ishak sekalipun kondisi sedang terjadi kelaparan (Kejadian 26:1-6, 12-13)
  2. jangan membuat keputusan yang membuat kita berada pada posisi keluar dari kasih karunia Tuhan.
    Elimelekh memutuskan untuk meninggalkan Betlehem dan pergi ke Moab, dan ternyata bukan saja hartanya habis, Elimelekh dan kedua anaknya pun dalam usia muda mati di Moab.
    Apa yang kita pikir benar, sebagai jalan keluar satu-satunya, ternyata belum tentu demikian.
    Jangan pernah keluar dari kasih karunia Tuhan.
    Adalah lebih baik mengintrospeksi diri terlebih dahulu, mengapa janji Tuhan seakan bertolak belakang dengan kenyataan…
    Ambil keputusan berbalik kepada Tuhan, jangan keluar dari kasih karuniaNya..
    Tuhan sanggup memelihara orang-orangNya yang setia & taat sekalipun dalam masa kelaparan.
  3. jangan menyalahkan Tuhan untuk hasil buruk akibat keputusan kita sendiri
    Naomi yang harus kehilangan suami dan kedua anaknya, di mana ia benar-benar tidak lagi memiliki penopang, semua tulang punggung keluarganya telah meninggal…..
    Naomi begitu sedih, lemah, hancurr.. dan penuh kepahitan..
    Ia mengganti namanya sendiri yang semula Naomi, yang berarti kesenangan, kegembiraan, menjadi Mara yang artinya pahit.
    Naomi menganggap Tuhanlah yang menyebabkan semua yang terjadi, Naomi berpikir Tuhan memang berkehendak demikian, Tuhan sengaja mendatangkan malapetaka kepada keluarga Naomi (Rut 1:20, 21).

Ketika Elimelekh memutuskan pindah ke Moab, Tuhan sama sekali tidak dilibatkan…
Dan ketika segala sesuatunya menjadi buruk..
Maka Tuhanlah yang selalu dipersalahkan…
Bukankah kita pun seringkali berpikir dan melakukan seperti Naomi?
Dan itu sungguh-sungguh tidak fair … tidak adil..!
Mari jangan menyalahkan Tuhan, karena rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan, untuk memberikan hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11)

  1. Tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada Tuhan, kepada rancangan Tuhan yang semula. Tuhan sanggup membalikkan keadaan.
    Di tengah kepahitannya… Naomi memutuskan kembali ke Israel, kembali ke tanah pusaka yang Tuhan berikan kepada keluarga Elimelekh.
    Naomi memutuskan untuk kembali kepada rancangan Tuhan yang semula yaitu untuk tinggal di tanah perjanjian, menjadi umat yang beribadah kepada Tuhan.
    Dan berkat Tuhan melimpah atas hidup Naomi, hidupnya diubahkan Tuhan, kepahitannya Tuhan ubahkan menjadi sukacita..
    Di usia tuanya Naomi bersukacita dengan mengasuh anak dari Rut dan Boas, yaitu Obed yang adalah kakek dari raja Daud.

Naomi, seorang wanita malang di Moab, yang bukan siapa-siapa.. yang ditinggal mati oleh suami dan kedua anak lelakinya.. memutuskan kembali kepada Tuhannya.. kembali kepada rancangan Tuhannya..
Dan Tuhan memulihkan kehidupannya.. bahkan sampai namanya & kisahnya ditulis dalam alkitab….
Dan semua itu diawali dengan sebuah keputusan Naomi..
untuk kembali kepada Tuhan & rancanganNya. (Rut 1:6), sekalipun mungkin orang-orang akan mengolok-olokannya..
Bayangkan! Apa yang terjadi bila Naomi terus menetap di Moab, terus dalam kepahitannya dan tidak mau berbalik kepada Tuhan & rancanganNya..
Tentu saja nama Naomi tidak pernah dicatat dalam alkitab…

Aplikasi:
Apakah saat ini kita mengalami situasi yang sulit & buruk?
a. Mari cek adakah berhala-berhala dalam kehidupan kita?
b. Jangan terburu-buru mengambil keputusan tanpa melibatkan Tuhan. Mari bertanya kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh.. mau melibatkan Tuhan menjadi Sang Raja yang berdaulat atas hidup kita.
c. Mari ubah mindset yang menganggap Tuhan Yang Mahakuasa
adalah Allah yang karena keMahakuasaanNya, Ia menghendaki sesuatu yang buruk terjadi atas umatNya…. sehingga ketika sesuatu yang buruk terjadi, dengan pasrah kita akan berkata…
Itu sudah kehendak Tuhan!

Mari pegang firman Tuhan dalam Yeremia 29:11:
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Tuhan Allah merancangkan yang terbaik bagi umatNya.. seringkali hal buruk terjadi akibat perbuatan kita sendiri (orang Israel menyembah berhala sehingga keluar dari tudung kasih karunia Tuhan)

d. Mari cek apakah saat ini kita berada dalam kasih karunia Tuhan, ataukah sudah keluar dari kasih karunia Tuhan?
Bila telah keluar dari kasih karunia Tuhan, segeralah mengambil keputusan untuk berbalkk kepada Tuhan, kepada rancanganNya yang semula.
Tuhan sanggup mengubahkan yang buruk, untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang kembali terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Mari kembali kepada Tuhan.. kepada rancanganNya yang luar biasa..
Yesaya 42:3
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya,
dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya,
tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here